Jurus Jari Sakti Emak-Emak Saat Diserang Buaya Pemangsa
Liputan6.com, Sampit - Seorang ibu sedang sibuk mencuci di Sungai Mentara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), saat buaya pemangsa menyerangnya. Ia berhasil selamat setelah mengeluarkan jurus "jari sakti".
Dia menusukkan jari tangannya ke mata hewan berdarah dingin tersebut. Meski begitu, korban mengalami luka di kaki kanan setelah sempat digigit buaya.
"(Korban) sudah diberi pertolongan. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai," kata Kapolsek Jaya Karya Ipda Hamdan Samudro di Sampit, Senin, 18 Januari 2017, dilansir Antara.
Korban sambaran buaya tersebut adalah Rusmini (31), warga Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Korban disambar buaya saat mencuci pakaian di sungai pada Minggu malam, 17 Desember 2017, sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu, korban sedang menyelesaikan cucian. Tanpa diduga, kaki kanan korban yang sedang menjuntai ke air disambar buaya. Saat itu, sebagian tubuh korban masih di atas lanting terapung, sehingga sempat berpegangan.
Saat suasana panik, korban refleks menusuk mata buaya menggunakan jarinya. Tindakan itu ternyata berhasil dan buaya yang kesakitan akhirnya melepaskan gigitannya. Korban yang berhasil selamat kemudian meminta pertolongan warga sekitar.
Warga Makin Waswas
Kejadian itu langsung membuat gempar warga setempat. Kejadian ini membuat masyarakat makin waswas beraktivitas di sungai.
Sementara itu, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah di Sampit, Muriansyah mengaku sudah mendapat informasi kejadian itu. Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena intensitas konflik buaya dengan manusia makin meningkat.
"Kebetulan saat ini saya sedang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam rangka belajar masalah penanganan konflik buaya dengan manusia. Mudah-mudahan nanti bisa kita terapkan di Kotawaringin Timur," kata Muriansyah.
Serangan buaya terhadap warga sudah banyak memakan korban. Insiden buaya menerkam manusia di kawasan itu pernah terjadi di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau.
Sebagian besar korbannya meninggal dunia. Bahkan, ada beberapa korban yang jasadnya tidak pernah ditemukan lagi.
Aksi Janda di Riau Melawan Buaya
Kisah orang lolos dari serangan buaya juga pernah terjadi Riau, pada Mei 2017. Seorang janda bernama Akim di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kritis setelah diterkam buaya di sungai. Korban langsung dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang dan mendapat 70 jahitan akibat terkaman buaya.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, mengatakan serangan buaya ganas bermula ketika perempuan Suku Akit itu mandi di Sungai Apung pada Jumat 12 Mei 2017. Ketika itu, korban mandi bersama tiga kerabatnya, yakni Lenti, Mona, dan Dina.
Saat asyik mandi, perempuan 34 tahun itu tiba-tiba diterkam dan diseret ke dasar sungai. Melihat kejadian tersebut, Mona langsung menyelamatkan korban dengan menarik rambutnya.
"Tarikan ini terlepas dan korban diseret buaya ke dalam air," ucap mantan Kapolres Pelalawan itu, Sabtu, 13 Mei 2017.
Di dalam air, korban mendapati sebuah kayu dan langsung memukul moncong buaya. Korban kemudian naik ke permukaan meski masih berada dalam terkaman mulut hewan dari zaman purba itu.
Mona kembali melihat tangan korban dan langsung menariknya. Buaya tadi belum menyerah serta masih menarik tubuh korban ke dasar sungai. Tak kehabisan akal, Mona melihat pucuk nipah lalu memukulkannya beberapa kali ke kepala buaya tadi.
"Akhirnya buaya melepaskan tubuh korban dan menghilang di dasar sungai," kata Guntur.
70 Jahitan Akibat Serangan Buaya
Dalam keadaan terluka parah pada bagian paha kiri bagian dalam, kaki kiri dan pinggang sebelah kiri, korban langsung dibawa Mona ke puskesmas terdekat. Beberapa saat dirawat di sana, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang.
"Dokter di rumah sakit langsung melakukan tindakan medis, korban dioperasi dan mendapat jahitan lebih kurang 70," sebut Guntur.
Kejadian ini menambah rentetan buaya menyerang manusia. Pada 2017, sebelum kejadian menimpa Akim ini, sudah ada dua petani sagu diserang buaya. Lokasi dan sungainya berbeda, di mana semua korban selamat setelah "bergulat" dengan buaya.
Atas kejadian ini, Guntur mengimbau masyarakat supaya berhati-hati beraktivitas di sungai yang didiami buaya. Kepolisian tak ingin ada lagi manusia diserang buaya, apalagi nantinya menyebabkan kematian.
"Sebaiknya jangan lama berada di dalam sungai. Kalau perlu jangan didekati," kata juru bicara Polda Humas itu.
Sumber : http://regional.liputan6.com/read/3199856/jurus-jari-sakti-emak-emak-saat-diserang-buaya-pemangsa