Liputan6.com, Jakarta Seorang veteran Perang Dunia II seolah dipersatukan kembali dengan istrinya setelah menerima surat cinta yang datang terlambat. Surat cinta itu ditulis oleh Bill Moore untuk istrinya puluhan tahun lalu, entah bagaimana tersesat, dan sampai kembali ke tangannya 73 tahun kemudian.
Bill yang kini berusia 90 tahun, menuliskan surat cinta tersebut saat ia bertugas di Eropa selama PD II. Saat itu mereka masih berpacaran, sampai perang membuat mereka harus berpisah sementara. Setelah berpisah dengan Bernadean Gibson, ia tahu bahwa ia menginginkan Bernadean menjadi istrinya.
"Bila Anda berpisah dengan seseorang yang Anda cintai, tak tahu kapan dan bagaimana akan bertemu lagi dengannya, tiap kesempatan yang ada akan menjadi luar biasa," kata Bill.
Surat tertanggal 29 Desember 1944 itu telah hilang selama beberapa dekade dan kemudian ditemukan oleh seorang wanita di toko barang bekas. Wanita itu kemudian melacak pemiliknya dan memberikannya pada Bill.
"Saya benar-benar terkejut. Saya menulis surat cinta itu saat berusia 20 tahun dan itu kembali kepada saya. Sayang, istri saya telah meninggal."
Isi surat cinta itu
Dalam surat tersebut, Bill mengungkapkan bagaimana perasaannya pada Bernadean. Tak hanya itu, ia juga memuji kecantikan dan betapa menyenangkan menghabiskan waktu bersama wanita itu.
"Kamu sangat cantik, sayangku. Aku sering bertanya-tanya bagaimana mungkin kamu menjadi milikku. Aku benar-benar orang paling beruntung di dunia, dan kamu tahu, kamulah alasannya.Hanya saja, kesepian ini terlalu menyiksaku. Aku sedikit takut menghadapi perang ini dan merasa sangat kesepian sehingga berani menulis surat seperti ini. Aku tak pernah merasa rindu pada seseorang dalam hidupku seperti padamu."
Demikian sedikit cuplikan surat cinta tersebut.
Surat yang membuat rindu
Pasangan itu bertemu saat masih duduk di bangku SMA. Saat Bill kembali dari peperangan, ia menikahi Bernadean dan memiliki tiga anak setelahnya. Mereka tetap bahagia bersama selama 63 tahun sebelum Bernadean akhirnya meninggal dunia pada April 2010.
Anak-anak Bill sendiri merasa terharu saat membaca surat tersebut. Mereka tahu bahwa kedua orangtuanya saling mencintai, tapi setelah membaca surat itu, mereka semakin sadar bahwa ikatan emosional di antara keduanya sangat besar.
Bill juga mengakui bahwa ia sangat merindukan istrinya dan merasa sulit untuk melupakannya.