Status sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggungan istri dan anak, membuat asuransi jiwa sebagai salah satu produk yang perlu diperhitungkan. Bayangkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tentu akan menyusahkan pihak keluarga.
Keluarga akan direpotkan dengan biaya hidup hingga jaminan masa depan anak. Sehingga banyak orang memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa. Dengan adanya asuransi jiwa, maka uang pertanggungan ketika meninggal dunia bisa menjadi bantuan pembiayaan hidup bagi keluarga atau ahli waris. Tanggungan itu bisa termasuk biaya pendidikan anak.
Meski penting, namun ada beberapa beberapa tanda bahwa Anda tidak perlu membeli asuransi jiwa. Sehingga tidak perlu mengeluarkan dana berlipat-lipat hanya untuk membeli produk asuransi.
Sah-sah saja Anda tidak perlu memiliki asuransi jiwa, asalkan kondisi Anda sudah memenuhi kriteria berikut ini:
1. Harta Melimpah atau Nilai Aset yang Memadahi
Ilustrasi deposito untuk diwariskan
Fungsi asuransi jiwa adalah pengganti risiko finansial apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Contohnya bila pemegang polis meninggal dunia. Maka manfaat akan diserahkan ada pihak ahli waris.
Namun apabila Anda memiliki harta kekayaan atau beberapa aset yang memadai, maka asuransi jiwa bukanlah hal yang wajib dimiliki. Sebagai contoh, jika Anda memiliki deposito yang cukup besar, tentunya ini akan bermanfaat bagi keluarga nantinya.
Hanya saja, pastikan besarnya deposito itu paling tidak harus setara dengan penghasilan tahunan Anda. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu, maka bunga deposito akan berfungsi sebagai pengganti penghasilan bulanan Anda untuk keluarga.
Oleh sebab itu, tentukan dengan benar besarnya deposito yang Anda rencanakan pada pihak bank. Pastikan Anda mendapat manfaat maksimalnya. Paling utama adalah carilah produk deposito yang tidak mempersulit ahli waris dalam pencairan dananya.
Pastikan ketika terjadi sesuatu, pihak keluarga dapat dengan mudah mencairkan dana deposito Anda atau dapat meneruskan bunga deposito tersebut dengan proses yang mudah dan tidak berbelit-belit.
2. Banyak Aset atau Harta Bersifat Likuid
Investasi emas dan uang asing pengganti asuransi jiwa
Jenis harta atau aset yang Anda miliki setidaknya harus bersifat likuid, yang artinya mudah untuk diuangkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya adalah emas (logam mulia). Tentu akan sangat mudah untuk mencairkan aset yang satu ini.
Selain itu, Anda harus memastikan bahwa semua surat-surat yang dimiliki resmi dan tepat. Sehingga tidak mengurangi nilai aset nantinya. Contoh lain adalah kepemilikan reksadana, saham, maupun valuta asing (valas), yang juga sangat mudah diuangkan sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan.
Cukup mengikuti ketentuan dan syarat yang berlaku, maka pihak bank akan lebih mudah mencairkan aset tersebut. Bahkan bisa ditunggu pada hari yang sama saat pencairan dilakukan.
3. Anak Sudah Dewasa dan Mandiri
Ilustrasi orang sukses
Jika anak Anda sudah dewasa dan mandiri, maka asuransi jiwa tidak lagi menjadi prioritas untuk dimiliki. Sebab, keberadaan anak tersebut sudah tidak menjadi tanggungan yang berarti buat Anda.
Selain itu, ketentuan produk asuransi jiwa ini adalah hanya memfasilitasi terhadap tanggungan anak yang berusia maksimal 23 tahun. Jadi apabila anak-anak Anda telah mendekati batas usia tersebut, maka Anda tidak wajib memiliki asuransi jiwa, karena manfaatnya tidak akan maksimal.
Jika masih tetap tertarik dengan produk asuransi jiwa, cukup pilih kontrak perlindungan sesuai usia anak tertua mandiri. Misal, anak tertua saat ini berusia 15 tahun, maka cukup ambil produk asuransi untuk jangka waktu 8-10 tahun, tidak perlu hingga 20 tahun atau lebih.
Intinya sesuaikan dengan kebutuhan keluarga Anda, karena tiap keluarga bisa jadi memiliki kasus yang berbeda-beda. Sehingga penentuan jenis investasinya juga berbeda.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Jiwa Yang Tepat
4. Punya Rumah dan Mobil Lebih dari Cukup
Ilustrasi rumah dan mobil yang bisa diwariskan
Kendati model aset berupa rumah dan mobil ini tergolong sulit dicairkan/diuangkan, namun bukanlah yang penting untuk dimiliki dan diwariskan kepada keluarga. Karena harga properti setiap waktu akan terus mengalami kenaikan, meski tidak demikian untuk mobil, tapi ini bisa menjadi bekal masa depan anak.
Oleh sebab itu tidak ada salahnya bisa Anda berinvestasi di properti sebagai pengganti asuransi jiwa. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah properti tersebut Anda beli secara tunai agar keluarga tidak terbebani cicilan kredit rumah atau pun mobil.
5. Punya Bisnis atau Usaha yang Diwariskan
Mewariskan bisnis untuk anak itu keren
Meninggalkan sebuah usaha/bisnis untuk keluarga juga penting bila Anda benar-benar tak berniat untuk membeli produk asuransi jiwa. Misal, bila Anda sudah memiliki usaha minimarket frenchise, itu artinya sudah masuk dalam kategori mapan dan mampu meninggalkan warisan usaha yang bisa diteruskan oleh keluarga.
Selama dikelola dengan baik dan benar, maka bisnis Anda akan mampu mengganti besarnya penghasilan Anda. Pastikan persyaratan pengalihan kepemilikan bisnis Anda kepada ahli waris ini sudah jelas dan tidak merepotkan. Sehingga tidak menimbulkan perselisihan dan proses administrasi berjalan dengan mudah.
6. Memiliki Jaminan Pensiun dari Tempat Kerja
Pastikan ada fasilitas asuransi jiwa dari perusahaan
Beberapa perusahaan memberikan fasilitas pensiun kepada karyawannya yang bisa diteruskan ke ahli warisnya. Jika Anda bekerja pada perusahaan yang baik seperti itu, maka Anda tidak perlu khawatir lagi untuk masa depan keluarga.
Pastikan Diri Layak untuk Pilih Tidak Punya Asuransi Jiwa
Apakah Anda sudah memenuhi kriteria di atas? Jika ya, maka boleh-boleh saja bila Anda memilih tidak memiliki asuransi jiwa. Anda hanya perlu memaksimalkan aset dan mengelolanya dengan baik. Sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka ada jaminan untuk keluarga dan masa depan anak. Tapi jika ternyata Anda memiliki kriteria tersebut, jangan coba-coba untuk tidak memproteksi diri dengan jaminan asuransi jiwa.
Sumber : https://www.cermati.com/artikel/6-tanda-anda-tidak-perlu-beli-asuransi-jiwa